Entri kali ini merupakan lanjutan dari entri saya sebelumnya. Bahasannya nggak terlalu berat kok. Yang belum baca, silahkan disimak dulu di sini :)
Kejadian kedua adalah
ketika saya ke Malaysia. Negara dengan presentase muslim yang mungkin hampir sama
seperti Indonesia. Jadi, di sini saya menemani students saya yang sedang mengikuti lomba & Environmental Youth Leadership Summit.
Peserta Summit ini dari beberapa negara,
salah satunya dari Filipina. Karena waktu kedatangan kami dan kontingen dari
Filipina berdekatan, akhirnya kami dijemput panitia secara bersamaan. Sesuai
jadwal kedatangan, kami dijemput duluan kemudian kontingen dari Filipina yang
ternyata terdiri dari beberapa kelompok.
Salah satu siswi saya
yang masih punya tenaga setelah perjalanan panjang kami (dari Bandara Sepinggan
pukul 16.35 dan keluar dari KLIA pukul 01.05), datang menghampiri siswi dari
Filipina. Mereka berbincang seru. Entah apa yang diperbincangkan. Karena suara
bus begitu riuh dengan para siswi panitia dan juga siswa-siswi peserta yang
asik berbincang dan mencari teman.
Acara Summit berjalan beberapa hari.
Pada
hari-entah-ke-berapa, salah seorang
siswi saya bercerita pada saya bahwa siswi dari Filipina tersebut bertanya
mengenai jilbab yang dikenakannya. Siswi dari Filipina ini bertanya mengapa siswi
saya menggunakan jilbab, padahal menurutnya bisa jadi rambut siswi saya ini
bagus dan sayang sekali bila tidak ada yang melihatnya.
Lalu saya bertanya pada siswi
saya, apa yang dia katakana ketika mendengar hal itu?
Siswi saya bilang, dia
menjawab bahwa jilbab adalah suatu keharusan bagi umat muslim yang wanita.
Kemudian,
siswi Filipina ini bertanya lagi, tapi yang dia tahu banyak perempuan muslim
yang tidak berjilbab, bila itu sebuah keharusan, mengapa mereka bisa memilih
untuk tidak mengenakan? Siswa saya menjawab bahwa menggunakan jilbab adalah
suatu kewajiban bagi perempuan muslim, tapi menggunakannya atau tidak itu
adalah keputusan pribadi mereka. Karena segalanya akan mereka
pertanggungjawabkan langsung dengan Tuhan.
Selesai siswi saya
bercerita, saya hanya bisa tersenyum. Bangga mendengar jawabannya. Mungkin bagi
sebagian orang yang seharusnya bisa menjawab pertanyaan tersebut dengan lebih
baik tapi belum mendapatkan kesempatan ini, bisa jadi mereka beranggapan bahwa jawaban siswi saya kurang
tepat atau mungkin bisa jadi benar-benar salah jawab. Tapi, di titik ini saya
merasa sangat bangga. Kenapa? Karena di usianya yang masih 16 tahun, dia sudah
menjawab dengan tepat.
Kemanapun kita pergi,
kita tidak akan pernah tahu akan bertemu dengan siapa dan apa yang akan kita
obrolkan. Bila kita seorang muslimah dan berjilbab, bersiaplah menjadi duta
muslimah sedunia? Kenapa? Karena bisa jadi diri kita menjadi representative dari
seluruh Muslimah di dunia ini atau paling tidak menjadi representative muslimah
di Negara kita.
Lebay? Mungkin. Tapi begitulah adanya.
Selamat berbagi dan menjadi Duta Muslimah Sedunia :)
Yakkk...jilbab kewajiban. mengenakannya pun wajib, tapi sering dianggap sebagai pilihan
ReplyDelete