Social Icons

Pages

Saturday, September 14, 2013

#PeopleAroundUs #Day3 Wanna Be Normal Sometimes




Yeah! I wanna be normal, sometimes. Having experience to fall in love with someone and having relationship with him, maybe. *suara hati si jomblo* hahahahaha...

Tapi, bagaimana mungkin, membaca saja saya susah *halah*
Yeah! Kemudian timbul pertanyaan itu, bagaimana mungkin?

Terus, kenapa mendadak orang seperti saya memiliki pikiran seperti ini? Kenapa keinginan itu timbul di saat saya mulai bernafsu mengejar keinginan untuk mencapai target-target karir dan akademik saya?

Mungkin bisa dibilang, ini adalah quarter-life-fear atau syndrome entah apa namanya yang diderita seseorang ketika beberapa dari sahabat terdekatnya mengumumkan kabar gembira untuk segera menikah atau telah memiliki pasangan yang berniat melanjutkan ke pelaminan (yang ini kayaknya sayah banget)....


Saya bukan tipikal orang kesepian yang mendadak ingin punya seseorang yang mungkin disebut dengan kekasih. Ketika saya berkata saya bukan tipikal orang kesepian, yeah that’s me! 
Saya selalu dikelilingi dengan banyak orang yang memiliki banyak cerita dan banyak cinta untuk dibagi dengan saya kapanpun mereka mau dan saya siap berbagi. 
Saya juga bukan tipikal orang yang ingin memiliki hubungan khusus dengan seseorang yang disebut kekasih, oh c’mon! I’m almost 22 years old now. I have no boyfriend yet. 
Dan sejauh ini, saya selalu merasa baik-baik saja dengan track record tidak pernah pacaran itu. 
Bagaimana saya tidak merasa baik-baik saja, bila pada kenyataannya saya punya banyak sahabat pria yang siap saya ajak untuk berbagi banyak hal dengan mereka.

Sempat saya berpikir, apa keuntungannya punya kekasih?

Teman berbagi cerita? Saya punya sahabat-sahabat yang bahkan (sepertinya) selalu ikhlas walaupun saya telpon mereka tengah malam sekedar untuk mendengar saya menangis.

Menemani ke beberapa tempat untuk bepergian (dengan kata lain berperan sebagai ojek)? Itu juga saya punya banyak, lebih dari satu bahkan. Jadi bila satu tidak bisa, saya msih punya beberapa cadangan, hahahaha...

Tempat bermanja? Eeeeew! Saya bukan anak kecil lagi yang selalu ingin menggelayut mesra ke tangan seseoraang, kalaupun saya ingin, saya masih memiliki Abah untuk melakukan itu *even someone out there screams: beda itu auuuuuuuuuuuuu* J

Terlepas dari apapun peran seseorang kekasih, saya masih merasa saya masih belum memerlukan sosok itu.
Tapi, anggapan itu runtuh ketika usia saya (yang menurut saya masih muda dan unyu ini) mulai disinggung tentang pernikahan. 
Yep! 
Ketika satu fase pendidikan telah rampung, ketika satu pekerjaan telah dijalani, maka pertanyaan berikutnya adalah, “Kapan akan menikah?”. Jawaban saya? Tentu saya jawab secepatnya.

Yah, walaupun di peta kehidupan saya untuk dua tahun ke depan belum ada rencana berburu jodoh (istilahnya menyeramkan), tapi tidak ada salahnya untuk menjawab secepatnya kan? Saya tidak akan gelisah dan mendadak membuat catatan aneh ini kalau pertanyaan sekitar saya itu agak normal. Hahahahah...

Honestly, saya bukan tipikal orang yang cukup kompetitif. Bila ada sahabat atau orang terdekat saya menikah, saya tidak serta-merta merasa didahului dan perlu menyusul secepatnya. 
Hey! Mencari pasangan hidup dan memutuskan untuk menikahi seseorang itu bukan sebuah ajang perlombaan F1 atau Moto GP, siapa cepat, siapa yang ada di posisi pertama, dia yang unggul.
BUKAN!

Dan saya bukan tipikal orang yang begitu dapat pertanyaan sakti semacam, “Kapan menikah?” akan langsung galau tak berkesudahan dan segera rusuh mencari calon. 
Dan kebetulan, orang tua saya bukan tipikal orang tua yang langsung galau & rusuh begitu liat sahabat-sahabat anaknya pada menikah, sementara anaknya masih single ting-ting *halah*. Orang tua saya lebih mendorong saya untuk merealisasikan mimpi-mimpi saya ketimbang memaksa saya untuk segera menikah.

Yang bikin saya agak gerah adalah dugaan beberapa pihak bahwa saya sedang berproses pada seseorang saat ini. Haruskah saya tertawa? Haruskah saya bersikap anteng-anteng saja? Atau haruskah saya membuat satu kolom announcement di media cetak bahwa saya wanita single yang sedang tidak terikat pada siapa pun?
Ups! I just did it! I just made an announcement on my blog and everyone can read it *self toyor*

Yeah! I wanna be normal sometimes. Memiliki partner buat diajak ke kondangan. Ada yang sms menyemangati kalau sedang drop.
Ada yang bisa diajak poto bareng nempel kayak gini dan disimpen rapi sebagai kenangan atau bahkan diaplot ke socmed sekedar untuk memberitahukan dunia bahwa kita bahagia telah menemukan the-right-one *bakat sombong* *hobi pamer* *halah banget guweh*

Eh btw, here's me & my cousin. Not Mr. The-Right-One :)

Hey! Tapi mencari jodoh itu memerlukan proses. 
Bukan seperti asal pilih di antara banyak pilihan dengan main “cap-cip-cup-kembang kuncup”. Proses di sini juga tidak melulu tentang pilih-pilih calon jodoh kita kelak, tapi cenderung ke persiapan hati, psikis dan fisik kita untuk bertemu dengan calon pendamping kita.

Hahahaha... maaf kalau saya terlalu teoritis. Belum berpengalaman soal mencari jodoh :D

Salam single kece berprestasi dari saya :)

No comments:

Post a Comment