Social Icons

Pages

Thursday, September 26, 2013

No Filter

Seorang siswa saya pernah bilang, kadang kalau saya ngomong itu berasa jlebb banget. Menurutnya, cara bicara saya terlalu blak-blakan, terlalu jujur.

Well, entah itu sebuah pujian atau malah bahan untuk koreksi diri.


Pada kebanyakan kasus, (biasanya) saya (telat) menyadari bahwa omongan saya itu sarcastic.
Menurut saya, tidak ada kalimat yang kiranya tidak pantas saya ucapkan. Entah kata makian yang terselip ataupun kata yang mendeskripsikan anggota kebun binatang dari bagian tertentu.

Sekali lagi, itu menurut saya.
Tapi, seperti yang saya bilang tadi, kebanyakan saya telat untuk menyadari bahwa omongan saya itu terlalu tidak pantas untuk disampaikan. Kebanyakan karena intonasi saya atau ekspresi wajah saya ataupun mengenai kata yang saya ucapkan.

Saya tipikal orang yang suka nyablak, nyeplos tanpa ada filter yang benar-benar bagus.
Dan gara-gara ini saya sering sekali salah paham dengan siapapun, orang-orang yang baru saya temui dan bahkan beberapa orang yang saya rasa sudah cukup dekat mengenal saya.

Saya tidak pernah benar-benar bermaksud menyakiti siapapun dengan apa yang saya ucapkan, kecuali kalau saya benar-benar ingin "mengintimidasi" seseorang yang tidak menyukai saya dan tidak saya sukai :D

Kata-kata sarcastic yang kadang muncul tanpa saya sadari ini kebanyakan malah menyerang orang-orang terdekat saya. Hal ini muncul bisa jadi kaarena saya sedang capek sekali, bisa jadi karena saya sedang stress tingkat dewa se-kabupaten atau bisa jadi karena tidak adanya filter ketika saya sedang berbicara.

Dan pada kebanyakan kasus, alasan terakhir yang benar-benar begitu seringnya menempatkan saya di situasi yang agak runyam, seperti didiamkan oleh sahabat saya, ditatap sinis orang lain dan bahkan diberikan tatapan seperti, 'What the hell did you say to me?'.

Iya. Iya. Iya. Saya salah. Saya khilaf. Dan saya bodoh karena kekhilafan itu saya ulang beberapa kali :(

Kenapa akhirnya saya menulis hal ini di blog saya?
For a simple reason.

Karena saya perlu sebuah refleksi diri yang bisa dibaca orang :)
Bukan untuk membanggakan diri dengan sikap jelek saya *punya sikap jelek kok bangga*
Tapi, cendrung agar orang-orang yang terlibat komunikasi dengan saya mengetahui bagaimana menyebalkannya saya dan tegur saja bila itu terjadi :)

No comments:

Post a Comment