Social Icons

Pages

Wednesday, September 11, 2013

J.O.D.O.H



Repost dari note fb, 17 Mei 2011

Di penghujung umur 20 ku...
(beeeeeeeeeegh berasa tuaaaaaaa buanget, hehehehe)

ada kekhawatiran yg tiba-tiba muncul mengganggu.
Gimana kalau ternyata aku belum mendapatkan pendamping di usia yang menurut emak-emak di Indonesia sudah cukup atau malah kelebihan utk standar mereka married?

Dan gimana kalau ternyata aku cukup keseringan dapat job jadi pager ayu di resepsi nikahannya sahabat-sahabatku (kayak yang di bawah iini), tapi aku sendiri belum juga nyusul-nyusul  mereka? *agak tsurhat siii*


Well,
itu semua mungkin tidak akan terasa berat kalau dari pihak keluarga gak ikut-ikutan nuntut dengan pertanyaan "super sakti" kayak, "Anaknya Ibu ini dah nikah eh Nduk, Ibu juga pengen cepet mantu."
Atau, "Wah! Ibu Itu sudah punya cucu, kapan ya Ibu punya cucu, tapi mantu aja belum." *mengheningkan cipta*

reaksiku kl aku yang ketiban pertanyaan begituan, "Wew.. Huft... hemmm.."
terus ngacir sejadi-jadinya, hahahaha...

Aku coba bertanya sama Abah, apakah kalau beliau di posisi itu beliau akan banyak menuntut seperti imajinasi menakutkan yang berhasil diciptakan saraf-saraf otak-ku?

Lalu beliau menjawab,
"Itu kan anggapan orang, Nduk. Biar saja orang mau ngomong apa, tapi kan kamu sendiri sama Gusti Allah yang tahu sejauh apa usahamu dalam mendapatkan jodoh. Termasuk omongan orang yang bilang kalau perempuan di atas umur tertentu itu belum menikah dibilang pemilih. Itu juga ndak betul, Nduk."

Aku cuma bisa diam, merenunginya dengan sedikit menitikkan air mata di belakang boncengan Abah, hehehehehe,,,
Menangis tanpa sebab, mungkin.

Dan, "Terus Bah, kalau dari keluarga besar menuntut untuk segera nikah? Mungkin yang bener-bener paham cuma Abah, tapi memahamkan yang lain?"

Abah, "Ndak masalah menurut Bapak. Mereka punya hak untuk berkata begitu. Lagian, anggap saja tuntutan mereka itu adalah doa buatmu untuk segera menemukan pendamping. Ndak usah permasalahkan di usia berapa nikah, siapa jodohmu, dari kalangan mana dia, suku apa dan lainnya yang bisa jadi standarnya orang-orang cari jodoh. Yang penting, pilih pendamping yang bisa jadi imam-mu dan yang sayang sama kamu, Nduk. Karena kalau cowok sudah sayang sama cewek, dia ndak akan mikir untuk mendua, mentiga atau seterusnya, hehehehehe."

Dalam hati, 'Alhamdulillah aku punya Abah keren kaya gini, hehehehe...'

Aku, "Tapi Pak, ntar aja ya nikahnya, mau nabung dulu buat biaya sekolahnya Adek..."

Abah, "Jangan! Kalau sudah ada yang baik datang, nikah aja. Komitmen dulu sama pasanganmu supaya masih bisa bantu biaya keluarga masing-masing tanpa sembunyi-sembunyi dari satu sama lain."

Aku, "Hiks hiks hiks...Bapak sehat-sehat ya supaya bisa liat Nduknya Bapak nikah...."

Abah, "Hehehe, pasti Nduk. Masa Putrinya Bapak ijab kabul, Bapak nggak datang?"


Dengan ini saya sudahi menulis note ini, karena saya sudah mewek waktu ngomong dialog terakhir tadi sama Abah dan pas me-riview dialog ini.

:)

No comments:

Post a Comment